KABUPATEN KARO yang terletak di Sumatera Utara terkenal memiliki tanah yang subur. Betapa tidak, keberadaan tiga gunung berapi yang masih aktif membuat kawasan ini ramah ditanami nyaris apa saja, baik tanaman pertanian maupun perkebunan. Tiga gunung tersebut adalah Sinabung, Sibayak, dan Sipaso-paso. Walau tanpa apertemen mewah, Karo menyimpan harta tak ternilai.
Salah satu hasil alam dari Bumi Karo adalah kopi khas Karo yang tak boleh dilewatkan. Kopi adalah salah satu tanaman perkebunan utama di Sumatera Utara yang banyak digarap oleh rakyat, termasuk Kabupaten Karo. Sebagai komoditas yang penting dalam perekonomian Kabupaten Karo, kopi terus menyumbangkan devisa bagi daerah ini.
|
Kopi Arabika Karo, komoditas utama perkebunan yang menguntungkan. (Dok. pri) |
Jenis kopi yang ditanam di Tanah Karo adalah Arabika. Popularitas kopi Arabika Karo mungkin belum sebesar Aceh Gayo atau Sidikalang yang sama-sama berasal dari Sumatera Utara. Namun, baik Karo dan maupun Gayo mempunyai fruity citrus yang kuat karena ditanam bersama buah-buahan dan sayuran di sana.
Di Karo beberapa kecamatan yang menjadi lahan perkebunan kopi adalah Kecamatan Merek, Tiga Panah, Simpang Empat, Payung dan Munthe. Khusus Kecamatan Merek kian dikenal sebagai sentra produksi kopi karena wilayah ini menjadi garis pengembangan tanaman kopi dan kini mencapai ribuan hektar. Tak berlebihan jika kopi diandalkan sebagai komoditas unggulan Karo karena hingga kini luasnya tercatat mencapai 5.045 ha dengan volume produksi 10.837,85 ton kopi di seluruh Kabupaten Karo.
Selain itu ada kemiri. Rempah ini sangat laris sebab dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dalam aneka masakan yang lezat. Sebut saja capcay, hidangan berbahan mi, balado, rendang, soto, hingga opor lezat. Kemiri jadi komoditas menguntungkan karena tanaman perkebunan rakyat ini bukan hanya menawarkan buah untuk dimanfaatkan. Minyaknya terkenal sebagai pelengkap pijat dan kayunya juga digunakan sebagai bahan industri.
Pohon kemiri tumbuh dengan baik di tanah kapur dan tanah-tanah berpasir di pantai. Pada ketinggian 0 - 800 di atas pemukaan laut, kemiri menemukan ekosistem yang tepat dengan curah hujan 1500 - 2400 mm per tahun di Kecamatan Mardinding, Lau Baleng, Tiga Binanga, Juhar dan Kuta Buluh dengan luas mencapai 5.045 hektar dan produksi tahunan setidaknya 10.796,05 ton.
|
Kemiri, rempah yang menjadi sumber pendapatan rakyat Karo. (Credit: lindungihutan.com |
Potensi lain Kabupaten Karo adalah kakao. Tanaman kakao termasuk komoditas perkebunan yang ditekuni rakyat. Kakao bisa tumbuh dengan baik di daerah tropis dalam rentang 200 LU–200 LS, ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut, dan suhu udara rata-rata 250–270 Celcius.
Tanaman Kakao di Kabupaten Karo berkembang pesat, antara lain di Kecamatan Munte, Juhar, Tigabinanga, Payung dan Kutabuluh. Luas perkebunan kakao di Kabupaten Karo mencapai 1.137 hektar dengan produksi 1.436,40 ton/tahun. Kakao menguntungkan karena terus diekspor, juga dipakai sebagai bahan pembuatan cokelat untuk industri dalam negeri.
Pelestarian Budaya
Kesuksesan bidang ekonomi tak bisa dilepaskan dari perhatin pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya dan mutu pendidikan setempat. Ini terlihat salah satunya dari ajakan Bupati Karo, Cory Sriwaty Sebayang, dalam suatu kesempatan agar seluruh masyarakat Karo melestarikan dan merawat jambur.
Bagi yang belum familier, jambur adalah bangunan besar di Tanah Karo yang difungsikan sebagai gedung serbaguna (GSG) di Sumatera Utara. Bangunan ini mirip pendopo besar yang ditinggikan di atas tanah, tanpa dinding, dan beratapkan rumah adat Karo yang cukup besar.
|
Bupati Karo meresmikan Balai Pertemuan di Gurusinga (Dok Kominfo Karo) |
Sebagai bagian dari peninggalan budaya dari nenek moyang Karo, Bupati meminta agar kebersihan jambur dijaga. Jangan sampai kotor dan rusak sebab bangunan ini dimanfaatkan untuk melangsungkan berbagai kegiatan adat seperti pernikahan, musyawarah, hingga pesta adat kematian. Demikian wejangan Bupati saat meresmikan Balai Pertemuan Sinabung MelialaGori di Gurusinga, Korpri Kecamatan Berastagi suatu hari.
Concern pada pelestarian budaya juga diupayakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karo dengan menggelar Pertunjukan Rakyat (Petra) di Desa Budaya Lingga, Sabtu (09/12/2023). Dalam program ini, warga Desa Lingga dijamu dengan berbagai kegiatan dan pertunjukan kesenian tradisional maupun musik, mulai dari tarian tradisional, penampilan Gundala-Gundala, dan hiburan dari artis setempat.
Bukan hanya pertunjukan kesenian tradisional, perhelatan tersebut juga dimanfaatkan sebagai wadah untuk menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada masyarakat luas. Melalui program semacam ini, masyarakat bisa terdorong untuk melestarikan budaya Karo sembari mendapatkan hiburan dan lebih terbuka dalam menerima sosialiasai pesan dari pemerintah tanpa formalitas yang mengikat atau kaku.
Dukungan untuk kemajuan pendidikan
Sebagai langkah memajukan pendidikan di Kabupaten Karo, pengadaan bus sekolah sangat produktif untuk dijalankan. Bus tersebut merupakan program aspirasi kerja sama antara Kementerian Perhubungan dengan Bob Andika Mamana Sitepu, S.H, yakni anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.
Penyerahan unit bus sekolah kepada Pemerintah Kabupaten Karo yang diselenggarakan pada Selasa (09/01/2023) itu diterima langsung oleh Bupati Karo, Cory Sriwaty Sebayang di Kantor Bupati Karo. Melalui bantuan ini, Bupati Karo berharap pemanfaatannya bisa optimal dalam rangka menunjang mobilitas pendidikan.
|
Pemkab Karo fokus pada pendidikan sekolah (kominfo Karo)
|
Begitu serah terima bus sekolah selesai dilakukan, Bupati Karo dan Sekretaris Daerah Kab. Karo, Drs. Kamperas Terkelin Purba, M.Si, Kepala Dinas Perhubungan Kab. Karo, Frolin A. Perangin-Angin, SH. M.Si, Kepala Dinas Kominfo, Frans Leonardo Surbakti, S.STP bersama-sama menjajal bus sekolah tersebut dengan berkeliling kota Kabanjahe, yakni ibukota Kabupaten Karo.
Kesehatan modal pembangunan
Kesehatan adalah salah satu modal utama pembangunan. Berbekal sumber daya manusia yang sehat dan kuat, juga didukung kecerdasan yang solid, pembangunan daerah bisa dimungkinkan. Termasuk penggarapan sektor ekonomi yang juga menuntut kondisi fisik nan prima. Itulah sebabnya perhatian pada kesehatan generasi muda, dan terutama anak-anak, harus diprioritaskan.
Dalam hal ini Bupati Karo telah menghadiri Sosialisasi dan Launching Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak Bebas Stunting Pemprov Sumut. Momen ini juga dimanfaatkan untuk menandatangani Komitmen Bersama Pencanangan DRPPA (Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak) Bebas Stunting yang digelar di Aula Tengku Rizal Nurdin Medan, Selasa (26/04/2024).
Stunting bukanlah masalah sepele sebab menyangkut masa depan bangsa atau kemajuan masyarakat setempat. Jika anak mengalami stunting, maka bukan hanya pertumbuhan fisiknya yang terganggu, melainkan kemampuan kognitifnya juga tak bisa berkembang. Stunting bahkan bisa mengakibatkan kematian karena berkaitan dengan asupan gizi yang tidak tercukupi.
|
Balita sehat tanpa stunting, ikhtiar siapkan sumber daya manusia untuk pembangunan (Dok. kominfo Karo) |
Lewat penandatanganan tersebut, Pemkab Karo menegaskan komitmen untuk mendukung pembentukan DRPPA, dan memfasilitasi kegiatan DRPPA sesuai kebutuhan yang relevan. Yang tak kalah penting adalah mengambil langkah-langkah konkret dan berkelanjutan bagi perkembangan DRPPA melalui monitoring dan evaluasi berkala atas pelaksanaan Rencana Aksi DRPPA. Ini bisa terwujud dengan sinergi antarpihak demi menghadirkan anak-anak sehat dan perempuan yang mendapatkan hak.
Menteri PPPA Republik Indonesia, Bintang Puspayoga, menuturkan dalam sambutannya bahwa berdasarkan data laporan, Sumatera Utara termasuk provinsi yang memberikan perhatian pada upaya penurunan angka stunting. Ini tak lain adalah berkat kolaborasi berbagai pihak, termasuk dinasi kesehatan yang kompeten.
Salah satu langkah positifnya adalah melibatkan persatuan ahli farmasi untuk memperoleh dampak yang efektif. Para ahli farmasi bisa memikirkan solusi yang tepat untuk menangani dan mencegah stunting. Mereka dapat berperan sebagai komunikator, informator, serta edukator tentang pentignya pemberian ASI, misalnya pemberian informasi terkait manfaat ASI dan tips memilih susu formula (sufor) yang sesuai.
Kita tahu bahwa stunting terjadi akibat kurangnya asupan makanan yang kurang beragam, suplementasi mikronutrien (zat gizi mikro), dan praktik menyusui yang tidak tepat. Para ahli farmasi bisa memperkuat pesan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh kembang balita dan bahkan memiliki manfaat untuk mengurangi risiko penyakit kronis, seperti diabetes, asma, serta radang saluran percernaan bagian bawah.
Perlu dipahami bahwa stunting terjadi bukan hanya karena faktor gizi buruk pada ibu hamil atau balita. Sifatnya multidimensional, maka diperlukan intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting, yakni intervensi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari balita.
Untuk mengintervensi anak kerdil (stunting) dibutuhkan konvergensi program/intervensi dan upaya sinergis pemerintah serta dunia usaha/masyarakat. Konsep yang matang bisa dirumuskan dengan melibatkan pihak-pihak yang berkompeten. Dengan menggandeng mitra yang tepat, diharapkan penurunan prevalensi terjadi signifikan setiap tahunnya.
Masih dalam semangat memerangi stunting, secara terpisah Bupati Karo menyambut kunjungan Sekretariat Wakil Presiden dalam acara Pemantauan, Pengukuran dan Intervensi Serentak Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Karo yang dilaksanakan di Desa Garingging, Kecamatan Merek. Rabu, 26 Juni 2024.
Bupati menghimbau agar semua pihak berkolaborasi dan bergotong royong dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Karo. Tujuannya adalah menciptakan generasi emas Kabupaten Karo karena stunting merupakan salah satu indikator kualitas daya saing manusia suatu daerah. Cory juga berharap bahwa balita tidak akan kekurangan protein dengan pemberian susu setiap selesai pelaksanaan pemeriksaan di posyandu.
Generasi emas bisa tercapai tanpa stunting di Kabupetan Karo. Sebagai kabupaten yang subur, Karo terus berbenah dengan memberdayakan segala sumber daya, termasuk potensi perkebunan maupun pertanian setempat sebagai modal pembangunan. Masyarakat bisa bahi membahu, baik di rumah pedesaan maupun apartemen Surabaya nan megah di perkotaan.