KABUPATEN KARO yang terletak di Sumatera Utara terkenal memiliki tanah yang subur. Betapa tidak, keberadaan tiga gunung berapi yang masih aktif membuat kawasan ini ramah ditanami nyaris apa saja, baik tanaman pertanian maupun perkebunan. Tiga gunung tersebut adalah Sinabung, Sibayak, dan Sipaso-paso. Walau tanpa apertemen mewah, Karo menyimpan harta tak ternilai.


Salah satu hasil alam dari Bumi Karo adalah kopi khas Karo yang tak boleh dilewatkan. Kopi adalah salah satu tanaman perkebunan utama di Sumatera Utara yang banyak digarap oleh rakyat, termasuk Kabupaten Karo. Sebagai komoditas yang penting dalam perekonomian Kabupaten Karo, kopi terus menyumbangkan devisa bagi daerah ini. 


Kopi Arabika Karo, komoditas utama perkebunan yang menguntungkan. (Dok. pri)


Jenis kopi yang ditanam di Tanah Karo adalah Arabika. Popularitas kopi Arabika Karo mungkin belum sebesar Aceh Gayo atau Sidikalang yang sama-sama berasal dari Sumatera Utara. Namun, baik Karo dan maupun Gayo mempunyai fruity citrus yang kuat karena ditanam bersama buah-buahan dan sayuran di sana.


Di Karo beberapa kecamatan yang menjadi lahan perkebunan kopi adalah Kecamatan Merek, Tiga Panah, Simpang Empat, Payung dan Munthe. Khusus Kecamatan Merek kian dikenal sebagai sentra produksi kopi karena wilayah ini menjadi garis pengembangan tanaman kopi dan kini mencapai ribuan hektar. Tak berlebihan jika kopi diandalkan sebagai komoditas unggulan Karo karena hingga kini luasnya tercatat mencapai 5.045 ha dengan volume produksi 10.837,85 ton kopi di seluruh Kabupaten Karo.


Selain itu ada kemiri. Rempah ini sangat laris sebab dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dalam aneka masakan yang lezat. Sebut saja capcay, hidangan berbahan mi, balado, rendang, soto, hingga opor lezat. Kemiri jadi komoditas menguntungkan karena tanaman perkebunan rakyat ini bukan hanya menawarkan buah untuk dimanfaatkan. Minyaknya terkenal sebagai pelengkap pijat dan kayunya juga digunakan sebagai bahan industri.


Pohon kemiri tumbuh dengan baik di tanah kapur dan tanah-tanah berpasir di pantai. Pada ketinggian 0 - 800 di atas pemukaan laut, kemiri menemukan ekosistem yang tepat dengan curah hujan 1500 - 2400 mm per tahun di Kecamatan Mardinding, Lau Baleng, Tiga Binanga, Juhar dan Kuta Buluh dengan luas mencapai 5.045 hektar dan produksi tahunan setidaknya 10.796,05 ton.


Kemiri, rempah yang menjadi sumber pendapatan rakyat Karo. (Credit: lindungihutan.com


Potensi lain Kabupaten Karo adalah kakao. Tanaman kakao termasuk komoditas perkebunan yang ditekuni rakyat. Kakao bisa tumbuh dengan baik di daerah tropis dalam rentang 200 LU–200 LS, ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut, dan suhu udara rata-rata 250–270 Celcius.


Tanaman Kakao di Kabupaten Karo berkembang pesat, antara lain di Kecamatan Munte, Juhar, Tigabinanga, Payung dan Kutabuluh. Luas perkebunan kakao di Kabupaten Karo mencapai 1.137 hektar dengan produksi 1.436,40 ton/tahun. Kakao menguntungkan karena terus diekspor, juga dipakai sebagai bahan pembuatan cokelat untuk industri dalam negeri. 


Pelestarian Budaya 

Kesuksesan bidang ekonomi tak bisa dilepaskan dari perhatin pemerintah daerah terhadap pelestarian budaya dan mutu pendidikan setempat. Ini terlihat salah satunya dari ajakan Bupati Karo, Cory Sriwaty Sebayang, dalam suatu kesempatan agar seluruh masyarakat Karo melestarikan dan merawat jambur. 


Bagi yang belum familier, jambur adalah bangunan besar di Tanah Karo yang difungsikan sebagai gedung serbaguna (GSG) di Sumatera Utara. Bangunan ini mirip pendopo besar yang ditinggikan di atas tanah, tanpa dinding, dan beratapkan rumah adat Karo yang cukup besar. 


Bupati Karo meresmikan Balai Pertemuan di Gurusinga (Dok Kominfo Karo)


Sebagai bagian dari peninggalan budaya dari nenek moyang Karo, Bupati meminta agar kebersihan jambur dijaga. Jangan sampai kotor dan rusak sebab bangunan ini dimanfaatkan untuk melangsungkan berbagai kegiatan adat seperti pernikahan, musyawarah, hingga pesta adat kematian. Demikian wejangan Bupati saat meresmikan Balai Pertemuan Sinabung MelialaGori di Gurusinga, Korpri Kecamatan Berastagi suatu hari.


Concern pada pelestarian budaya juga diupayakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karo dengan menggelar Pertunjukan Rakyat (Petra) di Desa Budaya Lingga, Sabtu (09/12/2023). Dalam program ini, warga Desa Lingga dijamu dengan berbagai kegiatan dan pertunjukan kesenian tradisional maupun musik, mulai dari tarian tradisional, penampilan Gundala-Gundala, dan hiburan dari artis setempat.


Bukan hanya pertunjukan kesenian tradisional, perhelatan tersebut juga dimanfaatkan sebagai wadah untuk menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada masyarakat luas. Melalui program semacam ini, masyarakat bisa terdorong untuk melestarikan budaya Karo sembari mendapatkan hiburan dan lebih terbuka dalam menerima sosialiasai pesan dari pemerintah tanpa formalitas yang mengikat atau kaku. 


Dukungan untuk kemajuan pendidikan

Sebagai langkah memajukan pendidikan di Kabupaten Karo, pengadaan bus sekolah sangat produktif untuk dijalankan. Bus tersebut merupakan program aspirasi kerja sama antara Kementerian Perhubungan dengan Bob Andika Mamana Sitepu, S.H, yakni anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan.


Penyerahan unit bus sekolah kepada Pemerintah Kabupaten Karo yang diselenggarakan pada Selasa (09/01/2023) itu diterima langsung oleh Bupati Karo, Cory Sriwaty Sebayang di Kantor Bupati Karo. Melalui bantuan ini, Bupati Karo berharap pemanfaatannya bisa optimal dalam rangka menunjang mobilitas pendidikan.


Pemkab Karo fokus pada pendidikan sekolah (kominfo Karo)

Begitu serah terima bus sekolah selesai dilakukan, Bupati Karo dan Sekretaris Daerah Kab. Karo, Drs. Kamperas Terkelin Purba, M.Si, Kepala Dinas Perhubungan Kab. Karo, Frolin A. Perangin-Angin, SH. M.Si, Kepala Dinas Kominfo, Frans Leonardo Surbakti, S.STP bersama-sama menjajal bus sekolah tersebut dengan berkeliling kota Kabanjahe, yakni ibukota Kabupaten Karo.


Kesehatan modal pembangunan 

Kesehatan adalah salah satu modal utama pembangunan. Berbekal sumber daya manusia yang sehat dan kuat, juga didukung kecerdasan yang solid, pembangunan daerah bisa dimungkinkan. Termasuk penggarapan sektor ekonomi yang juga menuntut kondisi fisik nan prima. Itulah sebabnya perhatian pada kesehatan generasi muda, dan terutama anak-anak, harus diprioritaskan.


Dalam hal ini Bupati Karo telah menghadiri Sosialisasi dan Launching Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak Bebas Stunting Pemprov Sumut. Momen ini juga dimanfaatkan untuk menandatangani Komitmen Bersama Pencanangan DRPPA (Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak) Bebas Stunting yang digelar di Aula Tengku Rizal Nurdin Medan, Selasa (26/04/2024).


Stunting bukanlah masalah sepele sebab menyangkut masa depan bangsa atau kemajuan masyarakat setempat. Jika anak mengalami stunting, maka bukan hanya pertumbuhan fisiknya yang terganggu, melainkan kemampuan kognitifnya juga tak bisa berkembang. Stunting bahkan bisa mengakibatkan kematian karena berkaitan dengan asupan gizi yang tidak tercukupi.

Balita sehat tanpa stunting, ikhtiar siapkan sumber daya manusia untuk pembangunan (Dok. kominfo Karo)

 

Lewat penandatanganan tersebut, Pemkab Karo menegaskan komitmen untuk mendukung pembentukan DRPPA, dan memfasilitasi kegiatan DRPPA sesuai kebutuhan yang relevan. Yang tak kalah penting adalah mengambil langkah-langkah konkret dan berkelanjutan bagi perkembangan DRPPA melalui monitoring dan evaluasi berkala atas pelaksanaan Rencana Aksi DRPPA. Ini bisa terwujud dengan sinergi antarpihak demi menghadirkan anak-anak sehat dan perempuan yang mendapatkan hak.


Menteri PPPA Republik Indonesia, Bintang Puspayoga, menuturkan dalam sambutannya bahwa berdasarkan data laporan, Sumatera Utara termasuk provinsi yang memberikan perhatian pada upaya penurunan angka stunting. Ini tak lain adalah berkat kolaborasi berbagai pihak, termasuk dinasi kesehatan yang kompeten.


Salah satu langkah positifnya adalah melibatkan persatuan ahli farmasi untuk memperoleh dampak yang efektif. Para ahli farmasi bisa memikirkan solusi yang tepat untuk menangani dan mencegah stunting. Mereka dapat berperan sebagai komunikator, informator, serta edukator tentang pentignya pemberian ASI, misalnya pemberian informasi terkait manfaat ASI dan tips memilih susu formula (sufor) yang sesuai.


Kita tahu bahwa stunting terjadi akibat kurangnya asupan makanan yang kurang beragam, suplementasi mikronutrien (zat gizi mikro), dan praktik menyusui yang tidak tepat. Para ahli farmasi bisa memperkuat pesan bahwa Air Susu Ibu (ASI) sangat penting bagi tumbuh kembang balita dan bahkan memiliki manfaat untuk mengurangi risiko penyakit kronis, seperti diabetes, asma, serta radang saluran percernaan bagian bawah. 

 

Perlu dipahami bahwa stunting terjadi bukan hanya karena faktor gizi buruk pada ibu hamil atau balita. Sifatnya multidimensional, maka diperlukan intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting, yakni intervensi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari balita. 


Untuk mengintervensi anak kerdil (stunting) dibutuhkan konvergensi program/intervensi dan upaya sinergis pemerintah serta dunia usaha/masyarakat. Konsep yang matang bisa dirumuskan dengan melibatkan pihak-pihak yang berkompeten. Dengan menggandeng mitra yang tepat, diharapkan penurunan prevalensi terjadi signifikan setiap tahunnya.


Masih dalam semangat memerangi stunting, secara terpisah Bupati Karo menyambut kunjungan Sekretariat Wakil Presiden dalam acara Pemantauan, Pengukuran dan Intervensi Serentak Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Karo yang dilaksanakan di Desa Garingging, Kecamatan Merek. Rabu,  26 Juni 2024.


Bupati menghimbau agar semua pihak berkolaborasi dan bergotong royong dalam percepatan penurunan stunting di Kabupaten Karo. Tujuannya adalah menciptakan generasi emas Kabupaten Karo karena stunting merupakan salah satu indikator kualitas daya saing manusia suatu daerah. Cory juga berharap bahwa balita tidak akan kekurangan protein dengan pemberian susu setiap selesai pelaksanaan pemeriksaan di posyandu. 


Generasi emas bisa tercapai tanpa stunting di Kabupetan Karo. Sebagai kabupaten yang subur, Karo terus berbenah dengan memberdayakan segala sumber daya, termasuk potensi perkebunan maupun pertanian setempat sebagai modal pembangunan. Masyarakat bisa bahi membahu, baik di rumah pedesaan maupun apartemen Surabaya nan megah di perkotaan.

Jakarta, misterblangkon.com - Di pulau Bali yang memikat ini, di mana keelokan alam dan kekayaan budaya saling menyatu, liburan menjadi sebuah perjalanan yang ditunggu-tunggu oleh para pengunjung. Namun, tidak jarang para wisatawan merasa cemas ketika mencari layanan rental mobil yang dapat diandalkan untuk menjelajahi semua keindahan Bali dengan bebas dan nyaman. Pemilihan penyedia rental mobil yang tepat di Bali menjadi langkah krusial yang dapat membedakan antara liburan yang lancar dan pengalaman yang penuh dengan tantangan.

 

Pentingnya memilih rental mobil Bali yang tepat terletak pada kemampuannya untuk menyediakan kendaraan yang aman dan terawat dengan baik, serta pelayanan pelanggan yang responsif dan profesional. Banyak dari mereka yang datang ke Bali menginginkan kemudahan dalam menjelajahi setiap sudut pulau tanpa terikat pada jadwal transportasi umum yang terbatas.

 

Dalam konteks ini, TRAC hadir sebagai solusi yang ideal dengan jaringan cabang yang luas di berbagai lokasi strategis di Bali. Mulai dari pantai-pantai yang memukau hingga perbukitan yang menakjubkan, TRAC menawarkan beragam pilihan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi wisatawan. Dengan proses pemesanan yang mudah dan layanan yang dapat diandalkan, TRAC membantu memastikan liburan di Bali berjalan lancar tanpa hambatan logistik.

 

Berikut beberapa alasan lain yang menjadikan TRAC sebagai pilihan tepat saat membutuhkan layanan rental mobil:

1. Pilihan Armada Lengkap 

Dari mobil keluarga yang nyaman hingga kendaraan yang elegan untuk berbagai aktifitas, TRAC menawarkan beragam pilihan mobil sesuai dengan kebutuhan, dan semua pilihan mobil ini bisa kita pesan melalui website TRAC. Bahkan bukan hanya melalui website, kita juga bisa dengan mudah melakukan reservasi melalui aplikasi TRACtoGo yang bisa di download di Google playstore maupun Apple Appstore.

 

2. Jaringan Luas 

Tidak semua penyedia jasa layanan rental mobil memiliki jaringan luas yang tersebar di Indonesia, namun TRAC hadir sebagai solusinya. Dengan jaringan layanan yang tersebar melalui kantor cabang dan outlet rental di lebih dari 20 kota besar seluruh Indonesia, seperti Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Bali, Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Balikpapan, Jambi, Banjarmasin, Makassar, Manado, Sangatta, hingga Samosir, dan didukung ratusan bengkel yang mencapai ke daerah-daerah mulai dari Sumatera hingga Papua.


 3. Reservasi Mudah 

Proses pemesanan mobil di TRAC sangatlah mudah dan efisien. Anda dapat memesan mobil secara online melalui website resmi di https://www.trac.astra.co.id/  , aplikasi TRACtoGo yang bisa diunduh melalui Playstore dan Appstore, atau juga bisa melalui Customer Assistance Center melalui telepon di nomor 1500-009 atau melalui aplikasi WhatsApp di nomor (+62)811-1177-087.

 

4. Terlindungi dengan Asuransi Perjalanan 

Tidak banyak penyedia layanan rental mobil yang memiliki asuransi seperti TRAC, karena dengan adanya asuransi, kita sebagai penyewa akan semakin merasa aman dan nyaman saat menggunakan layanan rental mobil. Untuk informasi lebih lanjut mengenai asuransi perjalanan yang disediakan oleh TRAC, silahkan kunjungi https://www.trac.astra.co.id/syarat-ketentuan.

 

5. Layanan Pelanggan 24/7 

Satu hal terakhir yang menjadikan TRAC sebagai penyedia layanan rental mobil terbaik saat ini adalah karena adanya Customer Assistance Center 24 jam. Melalui telepon di nomor 1500-009 atau melalui aplikasi WhatsApp di nomor (+62)811-1177-087, kita dapat dengan mudah menjangkau TRAC saat dimanapun kita berada.

 

Jadi tunggu apalagi? Pilihan armada lengkap, jaringan luas, reservasi mudah, memiliki asuransi perjalanan, serta layanan customer assistance center 24 jam rasanya sudah cukup untuk menjadikan TRAC sebagai pilihan utama saat membutuhkan layanan rental mobil.

Yuk, reservasi sekarang!

 

Untuk  yang ingin menggunakan layanan rental mobil dari TRAC, jangan lupa juga untuk cek terlebih dahulu promo yang sedang berlaku saat ini, ya. Karena selain lebih menguntungkan, promo dari TRAC akan membuat perjalanan semakin berkesan!

 

Untuk informasi promo, kunjungi : https://www.trac.astra.co.id/promo

Have you wondered what the secret is behind women with flawless silhouettes? It is none other than the power of shapewear. The foundation wear acts as a professional body sculptor that will mold and streamline the body contours. Shapewear is about enhancing what your beautiful body already is, and by mastering the art of wearing shapewear, it will allow you to step out in confidence and looking fabulous.


Happy and confident woman (pexels/Oleksandr P)


Contrary to popular belief, modern shapewear today prioritize both comfort and control. Thanks to innovation in fabric technology and advanced manufacturing process, shapewear is now lightweight, breathable, and designed to move with your body. There is no need to sacrifice comfort for a sleek appearance. You can now enjoy the best of both worlds.


Ready to unleash your inner confidence and feel amazing in your own skin? Well look no further than Shapellx sculpting body shapewear. Shapellx has revolutionized its shapewear to enhance natural beauty and empower women to embrace their best self. Say goodbye to self-doubts and hello to a new level of confidence with Shapellx range of seamless and sustainable shapewear.

PowerConceal™ Eco Seamless High-Waisted Shaper


What Makes Shapellx Shapewear Special

Made with high quality fabric and innovative design, Shapellx offers a unique solution to help women achieve their desired silhouette. The seamless shapewear is meticulously crafted to provide targeted compression and support, giving women a sculpted and smooth look. Besides enhancing the appearance, it also boosts confidence from within.  You will feel instant transformation the moment you slip into this magical garment that hugs curves in all the right places.

 

 

Why You Should Choose Shapellx Shapewear

Unlike the shapewear from before that can be restrictive and uncomfortable, Shapellx shapewear is designed with comfort in mind. Made with breathable fabric that allows for maximum airflow, it can keep you cool and comfortable all day long. No matter if you are wearing the shapewear to work, going about doing your daily routine or shapewear for wedding dress, you can trust that Shapellx's body shapers to provide the perfect balance of support and comfort.

AirSlim® Bustier Underwire Bodysuit


Another reason why you should choose Shapellx shapewear is its versatility. Its range of shapewear such as full bodysuits, shaping shorts, butt lifting underwear and many more are suitable for all body types and can be worn with a variety of outfits. No matter if you are rocking your favorite body-hugging dress or a pair of jeans, Shapellx sculpting body shapers will blend seamlessly into your wardrobe to give you the confidence to conquer any occasion.

AirSlim® 2-In-1 High-Waisted Booty Lift Shaper Shorts



How Can Shapellx Body Shapewear Help To Unleash Your Confidence

With Shapellx shapewear, you will no longer dread putting on your clothes and worry about how you look. This game-changing shapewear will empower you to embrace your body and radiate confidence all day everywhere. Not only will they enhance your physical appearance, but they will also have a positive impact on your mental well-being. When you feel good about yourself, you would exude positivity. Shapellx shapewear is not just a garment, but it is a tool that will help women unlock their full potential and embrace the best version of themselves. 

 

I was a little bit salty for failing to attend qiyamullail on Sunday last December in Namira Mosque. I departed to the majestic mosque at 3 a.m. when it was quiet in my housing complex.


When I was about to leave the residence, the gate was locked as the security guard was canvassing the whole complex to assure security.


Sipping a cup of coffee is amazingly favorable in Namira Mosque every Sunday morning.

When he finally returned and unlocked the gate, an old woman approached and asked me where I was heading to. I told her I was on my way to Namira in Jotosanur, a village in the Tikung subdistrict.


She asked if I could take her to a spot on the highway just next to the police station. She would take a pedicab or ojek (paid motorist) to get to her destination. 


So I said yes. I wouldn't let her walk alone in the darkness to get to the spot. A kilometer walk at dawn isn't ideal for a 70-year-old woman.


Just about dropping her near the police station, she whispered to me, "Would you take me to Ndapur, son?" She said plainly while declaring her actual destination is a church near Golkar headquarters.


I was hesitant for a moment as I had to rush to the mosque for tahajud prayer I've always wanted to join. I've never participated in prayer outside of Ramadan month. I would like to imbibe the exclusive nuance of early dawn prayer in the congregation.


Unfortunately, after a while, no motorists or pedicabs passed by that would take the old woman to the church. So I decided to carry her along instantly. She was happy while concealing her emotions.


We had a brief chat during the short ride. On the motorcycle, she told me her name and what block she lives in. She lives with her son a daughter-in-law, and a grandkid.


"What about your son, Ma'am? Isn't he coming with you to the church?" I wondered why she traveled alone while her son was deep asleep on his bed.


"No, he isn't. He is  Moslem, following her wife's faith." She further told me that her son works in Surabaya and arrives home late at night. However, he had agreed to take her when she was about to depart early in the morning if she wakes him up.


"What time is it now, son?" She asked almost automatically. "Is it 4 a.m. already?"


"Sorry, ma'am. I don't have a watch. But I can check the time from my phone in my pocket." 


"What time do you think it is now?"


"I guess it is 3.30. Not yet 4."


There we finally made it to the church. I dropped her in front of the building while the gate was already open. Lights were on during the time.


She said thanks and would wait, maybe for her relatives who live nearby and would join her in a particular program--I don't know.


I said goodbye and rode away. I certainly missed the tahajud prayer but joined the Subuh prayer instead from the start to the end. I believe there is plenty more time for me to participate in qiyamullail one day. 


At least I had the opportunity to attend the morning study forum and sipped another cup of coffee on the verandah of the beautiful mosque I always want to visit every day. Neither living in apartement of fancy housing complex,  I now know what to do to be contented.   


HUBUNGAN ANTARA kesehatan dan penghasilan jelas tak terpisahkan. Saya sendiri mengalaminya. Beberapa waktu lalu batuk akibat radang membuat saya tak bisa bekerja sehingga tak ada pemasukan. Ini baru contoh kecil yang kondisinya bisa berubah ketika saya sehat kembali dan bisa meraup rezeki tanpa gangguan kesehatan.


Bisa dibayangkan betapa sulitnya sekelompok orang yang mengalami diskriminasi akibat penyakit atau disabilitas yang mereka derita. Kesempatan bekerja atau belajar jadi berkurang sehingga kepercayaan dirinya ikut terpuruk. Akhirnya mereka terjebak dalam lingkaran setan: penyakit menyebabkan produktivitas ekonomi menurun yang berdampak pada langgengnya kemiskinan.


Mari dukung Indonesia bebas kusta. (Foto: pexels/Marcus Aurelius)

Pengalaman pahit misalnya pernah dialami oleh Ardi Yansyah, OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) yang kini didapuk sebagai Ketua Permata Bulukumba. Ketika ia menderita kusta, teman-temannya perlahan menjauh. Ia merasa terkucil dari pergaulan.


“Seakan-akan martabat mereka (penderita dan OYPMK) tidak seperti sebelumnya,” ungkapnya dalam diskusi yang digelar di akun Youtube KBR. Kondisi kian parah jikalau penderita kusta adalah orang miskin atau petani dengan penghasilan minim. 


Ardi menambahkan bahwa penyakit kusta membuatnya terasing dari pergaulan sosial. Teman-teman yang sebelumnya sama-sama aktif di karang taruna tiba-tiba bersikap tak lazim, jauh berbeda dibanding saat dia belum menderita kusta. Saat bertemu, hanya bertegur sapa tidak lebih. Seolah tidak memanusiakan manusia sesuai martabatnya.


Untunglah perlakuan berubah ketika Ardi berkiprah dalam Perhimpunan Mandiri Kusta (PerMaTa) yang memberikan bantuan dan dukungan bagi penderita kusta agar tidak hilang kepercayaan diri mereka, lebih-lebih mencegah terjadinya kecatatan permanen (disabilitas) yang berbahaya.


Melihat kasus kusta di Indonesia

Perlakukan diskriminatif dalam lingkup sosial yang menimpa Ardi Yansyah mestinya tak perlu terjadi. Reaksi negatif tersebut terjadi mungkin akibat ketidakpahaman masyarakat tentang kusta. Selama ini kusta dianggap sebagai penyakit kutukan sehingga penderitanya harus dijauhi. Selain tak gampang menular, kusta juga bisa disembuhkan jika mendapat penanganan medis sesuai anjuran.


Sayangnya, kasus baru kusta di Indonesia bukannya menurun tetapi stagnan selama sepuluh tahun terakhir. Jumlah kasusnya mencapai 18.000 yang terbilang memprihatinkan, yakni menduduki posisi tertinggi ketiga di dunia setelah India dan Brazil. 


Yang lebih mengkhawatirkan tentu saja karena kusta dapat menyebabkan seseorang mengalami disabilitas. Data per 2017 menyebutkan bahwa angka disabilitas akibat kusta berada di kisaran 6,6 orang per 1.000.000 penduduk. Fakta ini wajib jadi perhatian semua orang, bukan hanya pemerintah, sebab masih jauh dari target angka disabilitas kusta, yaitu kurang dari 1 orang per 1.000.000 penduduk.


Tingginya angka kusta di Tanah Air menandakan bahwa kita masih terkendala dalam penanganan kusta sejauh ini. Melihat kasus yang menimpa Ardi, publik sepertinya belum memiliki pemahaman yang baik seputar kusta. Maka sosialisasi tentang penyakit kusta dan bagaimana dampaknya jika terlambat ditangani perlu digodok sebagai program atau kegiatan yang rutin dan masif.  


Kusta di kancah global

Bagaimana dengan kejadian kasus kusta di kancah dunia? Pada tahun 2021 rupanya terjadi peningkatan jumlah pasien kusta baru. Ada lebih dari 140.594 pasien yang tercatat di seluruh dunia. Boleh jadi meroketnya jumlah pasien kusta adalah lantaran wabah COVID-19 yang sempat menyerang dunia sehingga penanaganan kusta sempat tersisihkan. 


Meskipun jumlah pasien baru lebih rendah dibanding sebelum pandemi COVID-19, yakni sekitar 200.000 kasus, tapi para pemimpin dunia tak bisa menyepelekan kasus ini mengingat keterlambatan dalam penemuan dan pengobatan kusta bisa menyebabkan disabilitas dan hilangnya produktivitas penderita.


Itulah sebabnya KBR talkshow bertajuk #SuarauntukIndonesiaBebasKusta diadakan pada bulan Juli 2023 sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesadaran kolektif mengenai kusta. Acara ini digelar bertepatan dengan kunjungan dan diskusi Sasakawa Health Foundation (SHF), yang menjadi salah satu donor potensial atas inisiatif NLR Indonesia. 


Melalui kegiatan ini, SHF berkunjung ke proyek PEP++ NLR Indonesia yang ada di Jakarta dan Jawa Timur guna mempelajari pengelolaan program PEP++ oleh NLR Indonesia, termasuk program penanganan kusta lainnya di seluruh Tanah Air. 


Mengenal Sasakawa Health Foundation 

Salah satu narasumber dalam talk show tersebut adalah Ms. Aya Tobiki yang merupakan Chief Program Officer dalam program penanganan Hansen's Disease atau kusta di bawah Sasakawa Health Foundation. Sasakawa Foundation adalah LSM asal Jepang yang didirikan tahun 1974 dengan nama Sasakawa Memorial Health Foundation dengan tujuan menghapus penyakit kusta dari permukaan dunia.


Pendirinya adalah Profesor Morizo Ishidate, yang dikenal sebagai bapak kemoterapi untuk penyakit kusta di Jepang. Beliau juga menjadi ketua pertama organisasi ini. Pendiri lainnya adalah Mr. Ryoichi Sasakawa, founder The Nippon Foundation yang didapuk menjadi presiden pertama SHF. 




Aya Tobiki menuturkan bahwa SHF fokus pada pengendalian penyakit kusta dan promosi kesehatan masyarakat (community health) sebagai dua pilar dalam setiap aktivitasnya. Jika program penanganan kusta dilakukan di banyak negara, maka community health hanya dilakukan di Jepang.


Adapun penanganan kusta oleh Sasakawa Foundation berpijak pada tiga pilar, yaitu mengatasi penyakit kusta, menghilangkan diskriminasi terhadap penderita atau OYPMK, dan mencatat sejarah atau riwayat penanganan kusta. 


Disinggung tentang visi, Aya menjelaskan bahwa visi SHF adalah better health & dignity for all. Dalam konteks ini, SHF ingin mendorong agar setiap orang mendapatkan kesejahteraan secara fisik, mental, sosial dan spiritual tanpa memandang siapa mereka, di mana mereka tinggal, dan apa pun kondisinya sehingga martabat mereka bisa terjaga.


Visi ini disempurnakan dengan misi yang mulia, yakni mendukung agar semua orang menjalani hidup sehat dan bermartabat tanpa ada diskriminasi.


NLR Indonesia untuk Indonesia bebas kusta

Asken Sinaga selaku Executive Director NLR Indonesia menuturkan hal senada tentang penanganan kusta. Merujuk visi organisasi, Asken mempertegas bahwa NLR hadir untuk mewujudkan Indonesia bebas kusta dan mengatasi kosekuensinya. 


Adapun misinya adalah mencegah, mengobati, dan mengurangi diskriminasi serta meningkatkan inklusi. Lewat visi dan misi ini, NLR Indonesia sebagai lembaga nirlaba dan non-pemerintah mencoba melihat gap atau kesenjangan, yakni area mana yang belum tersentuh atau digarap oleh pemerintah.




NLR Indonesia berupaya mengatasi kusta dengan menggunakan pendekatan tiga zero, yaitu zero transmission (nihil penularan), zero disability (nihil disabilitas), dan zero exclusion (nihil eksklusi). Tujuannya agar penderita kusta atau OYPMK bisa hidup produktif dan bermartabat.


Dalam mengisi kekosongan atau gap yang belum digarap pemerintah, NLR Indonesia berusaha menciptakan inovasi dalam mengatasi kusta. Inovasi ini diharapkan mampu mendorong agar penanganan kusta semakin cepat, efektif, dan efisien.


Selain memberikan dukungan teknis bagi para pelaku program di Indonesia, NLR juga melakukan awareness raising dengan mengedukasi masyarakat seputar kusta seluas-luasnya melalui berbagai platform komunikas—baik konvensional maupun digital.


Asken mengakui bahwa penanganan kusta menuntut kerja sama berbagai pihak. Itulah sebabnya NLR Indonesia menggalang bantuan atau menjalin jejaring dengan para pelaku program. Misalnya berkolaborasi dengan LSM disabilitas, lembaga riset, dan kelompok pemuda yang punya inovasi demi mempercepat terwujudnya eliminasi kusta di Indonesia.


Kolaborasi dan inklusi

Sebagai wujud partisipasi dan upaya kolaborasi Sasakawa Health Foundation, Aya Tobiki menyempatkan berkunjung ke tiga kota di Indonesia, yaitu Pasuruan, Indramayu, dan Cirebon. Di Pasuruan, Aya mengunjungi Puskesmas Nguling di mana ia menyaksikan betapa stakeholders setempat sangat kompak dalam penanganan kusta.


Ia mengaku terkesima oleh semangat ibu-ibu PKK yang begitu gembira berjoget bersama dalam irama musik kusta lalu dilanjutkan dengan edukasi kusta.


Adapun di Indramayu, Aya melihat dua proyek: SDR PEP dan peer counseling. Aya mengaku terkesan oleh sinergi dinas kesehatan dari level provinsi hingga puskesmas melalui sistem rujukan yang terbangun rapi.


Aya tak bisa melupakan sepenggal pengalaman saat bertemu seorang gadis cantik yang tinggal bersama neneknya. Gadis kecil ini terkena kusta tapi pengobatan dihentikan oleh sang nenek sebab beliau meyakini menderita kusta itu memalukan.


Saat ibu si anak kembali dari luar negeri, ia pun segera membawa ke puskesmas terdekat agar sang anak mendapatkan pengobatan semestinya sampai sembuh.


Hal lain yang menarik perhatian Aya adalah adanya peer counselor yakni sahabat sebaya yang pernah mengalami kusta dan memberikan motivasi bagi penderita kusta agar pulih mentalnya dan menjalani pengobatan sampai tuntas sesuai anjuran dokter.


Sedangkan di Cirebon, Aya menyaksikan proyek bernama Mardika. Dalam proyek ini terdapat kegiatan yang menarik, yaitu income generation alias perolehan pendapatan. OYPMK menghasilkan produk kerajinan tangan dengan bahan yang ramah lingkungan.


Dengan kolaborasi dan penanganan bersifat inklusif, kita berharap kusta bisa dieliminasi dari Bumi Pertiwi. Berkat dukungan NLR Indonesia dan Sasakawa Health Foundation yang terus memberikan kontribusi bagi pengendalian kusta di Nusantara, semua orang bisa mendapatkan martabatnya karena hidup sehat dan berdaya—seperti yang dialami Ardi Yansyah.  

Sportswear is an essential attire for people who like working out and playing sports. That’s because the sportswear is properly designed, and specialized fabrics are used, which helps with movement and flexibility. However, many people don’t purchase the right pieces because everything has become so expensive. For this reason, we are talking about Cosmolle’s activewear Black Friday sale, so you can shop easily. Now, let’s see what things you’ve to remember while shopping for sportswear!


1. Focus on Comfort

When it comes to purchasing sportswear, it’s not possible without considering comfort. You’ve to find a balance between style and comfort, which starts with materials. You should look for breathable and moisture-wicking materials that feel soft on the skin. In addition to this, the fitting should be on point because the clothes must feel comfortable and allow ease of movement. Also, look for minimalistic and sleek details because they are stylish and comfortable. For instance, these leggings by Cosmolle are a promising choice.

 

Product link - https://www.cosmolle.com/collections/new-arrivals/products/built-in-thong-soft-smoothing-legging


2. Purchase the Must-Haves

While everyone is going gaga over the fancy leggings and bodysuits, you cannot let go of comfortable underwear for women. That’s because they are the essentials that provide you support and ease of movement while working out. In addition to the underwear, you have to purchase some classic staples, such as shorts, t-shirts, hoodies, and sports bras. These items promise comfort, style, and versatility. 


Also, it might feel a little sideways, but you’ve to purchase the right footwear as well. For instance, you can get supportive sneakers, so the training process isn’t restricted. Coming back to the point, the following set by Cosmolle is an absolute must-have!


3. Mix and Match 

What we love about sportswear is that it can be easily mixed and matched. That’s because every piece is extremely versatile, and you can mix them with fashion pieces for your outings. For instance, you can pair the sports bra with a blazer and jeans for a brunch date with the girls. In addition, you can accentuate the look with belts and statement jewelry, promising a stylish look. 


In simpler words, you can easily dress up or down with sportswear, so you can use them for more than working out. For this purpose, Cosmolle has this short-sleeved top, which looks extremely sexy when worn under a blazer. 


4. Check the Sizes 

On top of everything, you cannot ignore the sizes. That’s because which size you choose and purchase will have a direct influence on your flexibility and ease of movement. For instance, if the clothes are too loose, your movement will be restricted as the fabric will create a hurdle. On the other hand, if the clothes are tight, you won’t be able to breathe. 


For this reason, we recommend reading the size chart and sticking to the accurate details. What we love about Cosmolle’s sportswear is that everything is true to size, so you can shop without worry. 

 

Product link - https://www.cosmolle.com/collections/new-arrivals/products/seamless-ultra-soft-long-sleeve-top


YOUNG AND PASSIONATE; optimistic and resilient, that's what Lilik Dwi Fajar Riyanto should be credited with. This young man from Boyolali, Central Java has demonstrated persistence and confidence in what he does, making him a man of value. His courage is exemplary when he decides to continue the business of gamelan production previously run by his foster father. Not only does he open up job opportunities for young people of his age, but also contributes to the preservation of Javanese culture.  


A regency located at the foot of Mt. Merapi and Mt. Merbabu, Boyolali has long been known as the City of Milk since it produces the largest amount of fresh cow’s milk throughout the province. With Fajar’s emerging business in gamelan production, the city is now getting even more popular as the gamelan he produces has reached the national market and made its way to consumers on a global scale.


Fajar's decision to produce gamelan is exemplary conduct. (Photo: lagilibur.com) 

However, the business he’s currently running has once been an object of mockery. When commencing it four years ago, one of his friends joked, "Why would you bother with a gamelan business that is not modern?” Instead of allowing himself to get offended, he took the comment to advance his business until he became what he is today.


Dedication that blossoms


Fajar recounted his early experience back in 2008 when working for Suwaldi. One of his tasks was to accompany Suwaldi when paying a formal visit to several government agencies that are likely to purchase their gamelan. In addition to describing and showing the quality of the gamelan, Fajar is also assigned to ensure the stock that it is obvious what to buy for materials that are no longer available.


His thoughtful performance on the job and untiring dedication to helping Suwaldi’s business have ended up with Fajar being considered his foster son. What happened in 2018 confirms his commitment when Fajar decided to set up his own business under the title CV. Berkah Bopo; Kerajinan Gamelan in Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali. When his foster dad passed away, no relatives of his would like to continue the business of gamelan production. Fajar took the initiative to take over the business since it has regular customers.


“I’m establishing this business all by myself; say it is from zero but under the auspices of Mr Suwaldi. I have also taken his previous employees to work with me,” Fajar who is a graduate of Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) spoke to Daryono, a journalist at Tribunnews.com. 


It is no wonder that his emotional attachment to his foster dad is reflected in the name of Fajar’s business. Berkah Bopo equals father’s blessing in English and that clearly defines Fajar’s eternal gratitude to Suwaldi. 


Employees of CV Berkah Bopo completing a gamelan (Photo: Lilik Dwi Fajar Riyanto)


With 50 million rupiahs from his personal savings, Fajar then rented a house where his gamelan is produced. Since gamelan doesn’t provide quick profit, he should come up with another idea for generating income. And it is laundry that’s considered profitable to cover their daily expenses.


A negative remark that his friend once made was never allowed to get in his way. His sole purpose is to preserve local culture while promoting employment opportunities for people in the neighborhood—especially the young generation. He assumed those who despise his endeavor clearly have no idea of the thrill of getting gamelan produced. While the process is exotically challenging, the market price is indefinite as every order is customized.


Unlike commodities whose specs and prices are available on the marketplace, gamelan seems to be more unique because more emotions are involved. The making and selling of gamelan is not entirely about money, but art appreciation as well as cultural preservation. His devotion has caused the business to blossom.

Cherishing the spirit of collaboration 

The gamelan he produces can generate a minimum turnover of IDR 100-150 million per year. Because Fajar takes orders for gamelan either per piece or as a set, the transaction figures vary. At one time, he could make IDR 1.4 billion for 7 sets of gamelan for the Purbalingga Regency, Central Java. It's not a standard turnover though.


The friend who used to make fun of him would probably be shocked to find out that Fajar's product is not only favored in Central Java, East Java, and West Java, and even outside Java. The quality gamelan produced by CV Berkah Bopo has also penetrated foreign markets including Malaysia, New Zealand, and the United States. What makes it interesting is that he offers similar price for all buyers, both domestic and abroad. 


A variety of gamelan at CV Berkah Bopo (Photo: Lilik Dwi Fajar Riyanto) 


In order to meet demands, Fajar invited local SMEs on the basis of collaboration as he knew that he could not do everything alone. This scheme actually opens up opportunities and blessings for gamelan craftsmen in other regions, just like the name of his business suggests. He has so far collaborated with 25 home gamelan craftsmen from Bekonang District, Sukoharjo. For the following stage, Fajar's employees will be completing the finishing process according to Fajar's directions and customer orders.


This collaborative practice is of paramount importance as there are at least 22 types of musical instruments in one gamelan set. Bonang, peking, saron, kempul, kenong, gender, selenteng are some to mention. The completion of a set is likely made easy with SME craftsmen working together, especially the wood craftsmen who make the cages.


Some gamelans are made of iron, some brass, and some other bronze. The iron one is the cheapest, offered at IDR 60 million per set, and is normally ordered for musical practice in schools. As for the brass gamelan, it is more expensive, sold at IDR 250 million per set. The most expensive is the bronze gamelan which is offered at IDR 400 million per set. 


One may be puzzled by the high price of a gamelan set. It is not uncommon though when one understands the process of making gamelan that takes about a month in several stages. It takes one month to complete an iron set and two for bronze gamelan.


The initial process is the melting of materials, such as bronze, tin, and copper. The material that has been melted is then molded into blades and forged until the desired shape is obtained. It is the forging that is the most complicated stage among the other stages. In this stage, craftsmen must have excellent forging skills.


Forging is vital as it determines the next stage, namely membabar. It is a stage when the craftsmen reexamine the physical condition of the gamelan. If a defective form is found, the gamelan will have to be repaired.


A set of gamelan on its way to the customer (Photo: Lilik Dwi Fajar Riyanto) 


The most intriguing stage is the tuning process known as melaras. This process has to be dealt with great care as it requires special skills to achieve the scale desired. The gamelan has to be assured to avoid discordant sounds when played. Finally, the gamelan is sanded, painted, and placed into each cage to be delivered to the customers.


"I hope that gamelan will always be talked about and introduced so that today's young people will continue to know it. It will be ironic that the cultural heritage of our ancestors, which is known throughout the world, comes to be unknown to our younger generations." That is what Fajar prompted when speaking to lagilibur.com.


It is clear that Fajar's business is not money-oriented. It is neither about profit nor economic calculations. In addition to financial support, gamelan production is an effort to help preserve the Javanese culture, which has now been largely abandoned, especially by the younger generation.


That is what makes Listyanto happy. This 29-year-old young man has been with Fajar for five years. Initially working for Suwaldi, Listiyanto admitted that he felt at home working for Fajar because he received proper rights. Apart from salary, he also gets overtime money when working on increasing orders. Listiyanto enjoys working at CV Berkah Bopo because Fajar understands what his employees need.


Finishing touch of gamelan at CV Berkah Bopo (Photo: lagilibur.com)


Challenge and optimism for gamelan 

Fajar admitted to having experienced business turbulence during the pandemic back in 2020. Some orders were canceled due to a budget shift in government agencies from the original purchase to Covid-19 handling. He once produced 10 as ordered but only five were paid. There has been a significant decrease in sales turnover, i.e. 70% leaving only 30% to amass.


It was a hard time when he had to temporarily lay off some of his employees due to the pandemic. By 2022, CV Berkah Bopo's business has gradually improved. While the turnover is not yet 100 percent compared to that before the pandemic, the business is getting normal while employees are rehired.


For his dedication and optimism in managing the gamelan production business that has contributed to cultural preservation as well as opening up employment opportunities, Fajar was awarded Satu Indonesia Awards (SIA) by PT Astra International, Tbk. He was among other recipients of the prestigious award presented annually and named a Youth Conservator of Gamelan Musical Instruments in Boyolali at the Provincial Level in 2021 in the individual category in the field of entrepreneurship.


The optimistic Fajar to keep gamelan to the future (Photo: Daryono/tribunnews.com)


As far as Fajar is concerned, gamelan will thrive in the modern day and will continue to exist in the future because it can actually be played creatively with other modern musical instruments. If the younger generation remains apathetic about their own cultural heritage, which proves to be valuable and highly acclaimed internationally, it is just a matter of time before identity loss occurs.


From Fajar we learn that running a business that generates profit doesn't have to look modern or fancy. With gamelan production, he has done something beneficial for people in the neighborhood economically. What's more important is that his business dealing is a creative way of preserving cultural heritage before it is claimed by another country or lost in time.